Macau

Kekayaan Warisan Portugis




Macau yang terletak 70 km sebelah barat daya Hongkong, dahulunya merupakan wilayah jajahan Portugis di Daratan Cina sejak abad ke 16. Pada tahun 1999 Pemerintahan Portugal menyerahkan kedaulatan terhadap Macau, dan berubah menjadi Daerah Administratif Khusus Republik Rakyat Cina.

Banyak wisatawan yang yang datang ke Macau ingin berjudi, karena disini merupakan surganya kasino. Para penjudi itu datang dari berbagai wilayah, terutama Hongkong dan wilayah Cina lainnya. Namun ternyata, macau tidak hanya kasino, tapi juga memiliki tempat-tempat wisata yang indah.

Tertarik dengan Iklan Viva Macau Program Promo di media cetak, kami ingin berkunjung kesana. Bagaimana tidak? Dengan harga kurang dari 300USD kita bisa jalan-jalan ke Macau dan menginap 3 hari 2 malam, untuk menikmati indahnya Venetian yang megah, juga bangunan kunonya yang cantik.. Lalu kami mendaftar program ini sejak beberapa bulan yang lalu, kalau tidak salah Bulan Desember 2009. Namun ternyata pihak Viva Macau mengubah jadwal perjalanan kami beberapa hari sebelum keberangkatan, hari terakhir yang seharusnya jadwal kepulangan menjelang sore, diubah menjadi pukul 8 pagi. Karuan saja.. kami rugi waktu. Akhirnya jadwal diperpanjang menjadi 4 malam dari tanggal 3 Maret hingga 7 Maret 2010. (waktu itu maunya 3 malam, tapi pesawatnya tidak ada). Dan kami harus tambah sekitar 100 USD++ Namun harga segitupun berkat negosiasi Mbak Tuti, kalau tidak, bisa lebih mahal lagi.



Singkat kata, tibalah kami di Macao dan menginap di Grand View Hotel yang letaknya dekat Venetian. Hari pertama, kami mengunjungi The Venetian Macau yang merupakan sebuah hotel mewah, lengkap dengan Casino Resort dan pertokoan mewah. Bangunan seluas 980.000 meter persegi ini sangat megah dan menawan, merupakan ‘sister building’ dari The Venetian di Las Vegas, yang konsepnya meniru Venesia di Eropa, sebuah wilayah yang terdiri bangunan cantik yang dilewati banyak kanal. Dan apabila ingin menyusurinya bisa menggunakan perahu kecil atau Gondola. The Venetian Macao, resmi dibuka Agustus 2007. Sejak itu menjadi salah satu obyek wisata di Asia.



Rombongan kami 15 orang, terdiri dari teman satu kampus lintas angkatan. Ketika memasuki The Venetian, kami segera berpencar.. menyebar kesegala penjuru.. ada yang langsung naik Gondola, ada yang belanja, ada yang ke Food Court, bahkan ada yang lihat-lihat kasino sekedar ingin tahu.. tapi ternyata ada yang ditolak masuk.. mungkin karena penampilan kurang meyakinkan sebagai pemain judi..he..he.. setelah diselidiki ternyata Mas Ikrar yang datang bersama anak-anaknya dilarang masuk, karena usia puterinya belum 21 tahun. Ya udah, ngapain juga lagee.. Selain menikmati cantiknya arsitektur Venetian dengan segala kemegahannya, pengalaman yang menyenangkan adalah naik Gondola. Satu perahu dengan Hetty, Mbak Lucy dan Bang Thalib, si pengayuh perahu yang asli Filipina rupanya naksir Hetty, karena banyak bertanya tentang dirinya, bahkan berani-beraninya bertanya “are you married?” he..he.. Lalu dia bernyanyi sambil mengayuh dayungnya.


Setelah keliling naik Gondola, lalu kami cari info tentang Zaia. Tertarik untuk nonton Cirque du Soleil, yang akan membawakan tarian akrobatik berjudul “Zaia”. Beberapa teman yang sudah pernah kesana mengatakan jangan sampai melewatkan pertunjukan tersebut, karena group mereka sangat terkenal, terutama di Amerika dan Eropa. Untuk wilayah Asia, mereka hanya tampil di Macau. Bondan Winarno yang ahli kuliner, ketika berkunjung ke Macau untuk mempelajari masakannya, dalam kisahnya di harian ibu kota, juga mengatakan ketertarikannya dengan Cirque du Soleil sehingga tak melewatkan untuk menontonnya. Segera kami mencari Box Office untuk pesan tiket seharga 338 MOP per-orang utnuk pertunjukan pada Hari Sabtu, 6 Maret 2010. Setelah itu kami putar-putar lagi cari souvenir dan lain-lain. Seharian berkeliling sampai pegaal, akhirnya menjelang sore, aku bersama Hetty dan Mbak Lucy kembali ke hotel, Lalu malam hari kami bersama-sama santap malam di Malaysia Kopitian.

Oh ya kami bersyukur dalam perjalanan ini berkenalan dengan Fiona. Pemilik kedai makanan “Malaysia Kopitian” sebuah restoran kecil yang tidak jauh dari hotel. Menyediakan makanan sesuai pesanan, Halal Food. Selain itu dia ramah dan ‘helpfull’. Jadi, kebutuhan makan kami, “dipasok” dari Fiona. Mulai dari take away untuk sarapan, bawa nasi box untuk makan siang dijalan, atau menyiapkan makan malam. Dia juga tidak segan-segan mengantarkan kami makanan ke bandara, ketika pesawat delay. Menunya beragam, mulai dari Nasi Goreng, Nasi Rendang, Mie Mamak, Roti Cane, Kari Ayam, Bubur Ayam, Spaghetti dll. Selain soal makanan, dia membantu kami mengurus “visa on arrival” untuk berkunjung ke daerah perbatasan, Zhuhai. Satu lagi, dia mengurus “city tour” kami, lengkap dengan tour guide dan bus yang leluasa untuk kami ber-15.



Hari kedua kami diisi dengan City Tour, yakni mengunjungi Macau Tower dan Senado Square, dimana terdapat Museum dan Bangunan Ruins of St Paul’s yang merupakan Landmark Wilayah Macau. Macau adalah bagian wilayah Cina yang terdiri dari dua buah pulau kecil. Hotel tempat kami menginap, Bandara Macau dan The Venetian terletak di Pulau Taipa. Sedangkan Macau Tower dan pusat pemerintahan terdapat di Pulau Macau. Jadi, ketika ingin berkunjung ke Macau Tower, kami harus menyeberang melalui Jembatan “Macau-Taipa Bridge” seperti Jembatan “Suramadu” di Jawa Timur. Sungguh indah pemandangan di kiri dan kanan jalan.. tampak bangunan tinggi menjulang dengan berbagai bentuk di kejauhan..



Macau Tower atau Macau Sky Tower memiliki ketingginan 338 meter. Terdapat anjungan untuk melihat panorama indahnya kota dari ketinggian. Terdapat pula restoran. teater dan shopping mall disekitarnya. Disamping itu tersedia pula “Bungee Jump” bagi yang berminat terjun dari ketinggian 233 meter. Jangankan Bungge Jumping. Melihat kebawah saja rasanya ngeri. Beberapa bagian anjungan, lantainya terbuat dari kaca tembus pandang, jadi ketika melangkah dan melihat kebawah.. rasanya takuut, ih seram ! Tapi tetap saja ada yang berminat untuk terjun.. Kata Mbak Taty, “kita foto di tempat yang ada tulisan ‘Macau Taower’ aja.. sebagai tanda bukti bahwa kita pernah kesini’. Oh iya, benar juga sih.. hayuk..!



Sebagai wilayah jajahan Portugis, yang banyak tampak adalah Bangungan Gereja. Mungkin ketika Orang Portugis datang, mereka membawa misi agama, sehingga banyak membangun gereja. Menurut Tour Guide, dengan kawasan seluas 6 mil persegi dan berpenduduk setengah juta jiwa Macau mempunyai gereja lebih banyak dari Vatikan, tempat Sri Paus yang sekaligus Uskup Roma, bertahta. Di masa lalu, kekuasaan Uskup Macau sangat luas. Mulai dari Goa di Pantai Barat India sampai Maluku di Indonesia bagian timur hingga Nagasaki, Jepang. Salah satu gereja terletak di Penha Hill, sebuah wilayah yang merupakan kawasan elit tempat tinggal para pejabat dan orang-orang terpadang. Dari ketinggian Gereja di Penha Hill, dengan leluasa dapat memandang Macau Tower dikejauhan, pelabuhan dan Jembatan Macau-Taipa. Pemandangan yang luar biasa indahnya dengan cuaca sejuk di ketinggian bukit membuat suasana terasa damai. Tampak pasangan pengantin ikut berfoto pra-wed. Tak mau ketinggalan, kamipun foto bersama dengan juru foto Su-Su, tour guide kami.



Dari Penha Hill lalu menju Senado Square. Dimana terdapat bangunan bersejarah, salah satunya Ruins of St Paul’s yang terkenal dan menjadi Landmark Macau. Bangunan ini awalnya adalah sebuah gereja yang dibangun pada tahun 1580, lalu terbakar pada tahun 1595, kemudian dibangun kembali dan terbakar (lagi) tahun 1601. Yang tersisa hanyalah pintu gerbang atau tembok depan gereja yang merupakan cagar budaya antik, perpaduan antara gaya timur dan barat. Tidak jauh dari tempat tersebut terdapat benteng “Mount Fortrees” yang dibangun tahun 1617 dan 1626 yang digunakan selama lebih 300 tahun untuk melindungi Portugis. lalu menjadi kantor Gubernur Macau, asrama tentara, penjara dan observatorium. Dan kini beberapa bagiannya menjadi Museum Macau atau Museu de Macau yang berisi sejarah peradaban Bangsa Macau, mulai dari jaman pra sejarah hingga masa kini. Berisi diorama dan pemandangan Macau dimasa lampau, sangat informatif. Disisi bagian lain, ditampilkan pameran foto karya Zheng Jingkang, yang memotret berbagai tokoh Cina dan kegiatan penduduknya, salah satunya adalah Foto Mao Zedong (soalnya yang lain gak kenal .. he..he..).





Mengenai kekayaan bangunan antik di Macau, membuat kita “iri” karena bangunannya tampak megah, sangat terawat dan cantik. Masih disekitar Senado, ada Santa Casa da Misericordia, The Cahtedral, St Dominque, St Joseph’s Seminary dll. Mungkin ada puluhan bangunan lainnya yang terawat dan indah membuat tempat ini merupakan tempat favorit untuk dikunjungi.. cat yang berwarna warni membuat tampak semarak namun tak mengurangi keanggunannya. Kata Yayak, “Dulu Timor-Timur juga dijajah Portugis, tapi koq tidak menyisakan bangunan-bangunan yang indah ya? Kenapa Portugis seakan pilih kasih?” Begitu pertanyaannya. Tapi ya sudahlah.. dan lagi Timor-timur sudah jadi masa lalu negara kita..



Dari balik megahnya bangunan bersejarah yang cantik, ternyata kawasan Senado merupakan tempat yang paling diburu untuk berbelanja. Dari toko kelas butik, toko souvenir hinga cafe menyebar sepanjang daerah tersebut. Lampion berwarna kuning dan hiasan khas Cina menambah semarak suasana di Senado. Kawasan ini memang keren. Senado diambil dari kata-kata Leal Senado (tanda kesetiaan), Istilah kesetiaan disahkan pada 13 Mei 1809 oleh Raja Portugal John VI. Sebutan tersebut lahir karena warga setempat tetap setia dan masih terus mengibarkan bendera Portugal ketika Spanyol merebut (sementara) tahta Portugal. Wow..!

Keesokan harinya kami mengunjungi Zhuhai, yang merupakan sebuah kota setingkat kabupaten yang terletak di Propinsi Guangdong, RRC. Kota ini memiliki luas wilayah 1653 km persegi. Dengan jumlah penduduk sekitar 1,5 juta. Merupakan pusat ekonomi, politik, budaya dan sosial di Cina setelah Guangzhou. Kami mampir ke Zhuhai hanya disekitar Border atau wilayah perbatasannya. Memasuki Zhuhai harus punya visa dan mempersiapkan passport. Mata uangnya adalah Remembi alias Yuan. Mereka tidak mau menerima Hongkong Dollar atau Macau Dollar alias Mop. Tujuan kami kesana adalah untuk belanja dan belanja.. tas, koper, sepatu, arloji, pakaian, kaos, jaket, dll semuanya relatif murah-murah.. Hayo dipilih-dipilih.. borong. Sepertinya ada yang mau buka lapak di Jakarta tuh.. he..he..


Dari Zhuhai Border, bersama Hetty, Mbak Lucy dan Keluarga Mas Ikrar bersegera menuju TheVenetian untuk menonton Pertunjukan Zaia, yang dimainkan oleh Kelompok Cirque Du Soleil. Kami menonton di Venetian Thetre yang sangat megah, benar-benar membuat takjub. Bangunan ini menghabiskan dana sekitar 150 juta USD dengan kemajuan teknologi untuk backdrop, efek tampilan dan suara. Menggunakan 3000 fiber optic untuk menciptakan seakan-akan bintang berkilauan di langit malam Wilayah Macau. Pertunjukan ini menampilkan inofatif akrobatik, dance, music dan kostum yang spektakuler. Dalam setiap penampilan panggungnya, melibatkan lebih dari 115 teknisi, 75 performer dari 17 negara yakni Argentina, Canada China, Prancis, Jerman, Hungaria, Italia, Rusia, Ukraina, Filipina, dan Amerika.



Tepat pukul 6 sore, pertunjukan dimulai. Kisahnya menceritakan seorang gadis bernama Zaia yang bermimpi untuk menjadi Astronot. Pertunjukan yang sangat indah.. membuat mata seakan tak berkedip memandangi keindahan suasana. Diawalnya ditampilkan setting bangungan bertingkat khas kota metropolitan, dimana penarinya berada diatas gedung tersebut. Lalu beberapa penari bergelantungan menari dikeindahan langit malam dengan bintang gemerlapan.. Tampilan yang menawan, melompat dan bergelantungan serta meliuk seakan-akan menari tepat di depan kita. Dengan nuansa jagad raya, kita seperti berada di planet lain. Kita juga merasa seperti berada di kutub ketika ditampilkan beruang kutub dengan suasana disekitar daratan yang tertutup es. Pertunjukan ini benar-benar TOP BGT. Kata Mas Ikrar,” it’s worthed. The pleasure in the time of modern technology”.



Esok paginya, kami harus bersiap-siap untuk pulang. Berkemas-kemas.. dan atur koper bagasi. Ada koper yang beranak.. karena tambahan belanja. Kalau aku sih tetap aja satu koper.. tapi tetap saja berat. Koper untuk bagasi tidak boleh lebih dari 15 kg. Kelebihannya akan dikenakan 12 USD untuk setiap kilogram. Fiona sudah menyiapkan bekal makan siang untuk di bandara. Menunya nasi goreng. Pesawat Viva Macau take off pukul 14. Tapi ternyata kami dapat kabar, bahwa pesawat diundur menjadi Pk 10 malam. Mbak Tuti mengambil inisitatif untuk tetap ke bandara dengan menaruh koper di locker, lalu kami makan siang dengan bekal yang dibawa dari Fiona. acara bebas sampai Pk 6 sore. Sebagian balik jalan-jalan ke Venetian, dan sebagian lagi ke Senado. Kembali ke bandara, kami ingin chek-in. Tapi ternyata diumumkan bahwa pesawat delay lagi menjadi Pukul 01.20. Masya Allah !! Fiona mengirimkan kami makan malam, ada Bubur ayam, Mie Goreng, Nasi Hainan, Nasi Rendang dan lain-lain. Kami menikmati makan malam di bandara (lagi). Karena sudah letih kami memutuskan untuk tetap di bandara sampai waktunya, Pk 01.20. Melihat-lihat toko disekitar bandara yang sebagian sudah tutup. Ada yang main internet, ada yang ngobrol ada yang tiduran selonjoran.. mirip para pengungsi. Udara dingin.. diluar suhu mencapai 10 derajat Celsius. Ada yang latihan Salsa, ada yang nari Kuda Lumping.. he..he.. gokil banget, capek nunggu. Ketika waktunya tiba, ternyata ada pengumuman peesawat diundur menjadi Pk .02.30. Gubrak !! Kata Mbak Bunga, ini kebalikan dari peribahasa “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Good Bye Viva Macau. Sepertinya cukup sekali ini saja naik pewawatmu.



Terima kasih untuk Mbak Tuti Mashuri dan Mas Bambang Wahyudi yang sudah bersusah payah mengatur perjalanan ini. Kami tahu urusan "Viva Macau" bikin ribet, tapi kami sangat menikmati Macau. Dan perjalanan bersama teman-teman sungguh sangat menyenangkan. Semoga Allah SWT membalas kebaikan mbak dan mas sekeluarga.


Jakarta, 9 Maret 2010
-meita-

Yogya Trip, 5-7 Februari 2010




It’s all about.....

Ke Yogya? mungkin ada yang sudah beberapa kali kesana.. Siapa yang gak kenal Malioboro, Candi Borobudur dan Prambanan, Kerajian Perak, Keramik Kasongan, juga makanan Khasnya Gudeg, Pecel, Bakpia dll.

Ingin sesuatu yang lain? Nah kalau ingin sesuatu yang lain dari Yogya, Nikmati suasana alam pedesaannya.. Dalam kesempatan kali ini kami ingin menikmati suasana desa dan mencicipi jamuan makan ala Kraton Yogya. Sebenarnya tidak hanya ke Yogya, tapi mampir juga ke Solo, ngopi-ngopi di “Rumah Koe” sambil ‘Tour de Kampoong’ yakni Kampung Batik.

Berangkat pagi-pagi sekali setelah Subuh, pukul 6.15 sudah tiba di Bandara Soekarno Hatta. Bareng Mbak Bunga dan Hetty, begitu tiba sudah ada Mas Anto, Mbak Sari, Mas Budi, Mbak Tuti, Mbak Susi, Mbak Taty, Mas Ikrar, Yayak, Mas Pinckey, Mbak Lucy, Bang Thalib, Mas Hang. hampir komplit, tinggal satu orang lagi yang belum datang, Mbak Tiara. Tapi untung belum telat. Jumlah rombongan 16 orang, benar-benar menyenangkan bisa kumpul sekian banyak teman padahal kebanyakan dari mereka orang-orang sibuk.. Pesawat Garuda Indonesia yang kami tumpangi berangkat Pk 7.45. Alhamdulillah tepat waktu. Setelah menempuh perjalan selama kurang lebih satu jam, tibalah kami di Bandara Adi Sucipto Yogya.










Dari Bandara, rombongan dibagi 2 mobil, dan langsung meluncur ke arah Bantul, tepatnya ke Rumah Tembi yang terletak di Dusun Tembi, Jalan Parangtritis. Kurang lebih setengah jam, kami tiba di kawasan tersebut, dimana jalan kiri-kanan dipenuhi sawah-sawah.. pemandangan yang menyejukkan mata. Tiba di Rumah Tembi kami diberi Wellcome Drink, Teh Secang, lalu dipersilahkan menikmati sarapan pagi.



Rupanya penginapan ini bukan seperti hotel, tapi semacam “cottage” yang berbentuk Rumah Joglo atau Limasan Jawa yang terbuat dari kayu jati, buatan tahun 1940an. Ada 9 rumah, dengan 5 Rumah Limasan jawa, sedangkan lainnya rumah baru dengan arsitektur Rumah Jawa. Pemandangannya alami. Rumah kami (aku, Hetty, Mbak Lucy dan Mbak Tiara) bernama Ngadirejo menghadap kolam renang dan sawah, begitu juga Rumah Polaman dan Rumah Morangan. Tiga rumah yang kami sewa ini menghadap ke sawah dan kolam renang plus whirl pool serta memiliki kamar mandi yang alami. Enaknya nginap disini, dapat makan 3 kali, terus bisa leyeh-leyeh.. santai. Kata Mas Budi, “disini enak ya.. ngelamun aja enak, he..he..”

Selesai sarapan dan istirahat sebentar, rombongan melanjutkan perjalanan ke Keramik Kasongan, para ibu di drop untuk melihat-lihat kerajinan cantik gerabah, ada vas, pot , perlengkapan memasak dan tempat lampu, semuanya cantik. sedangkan para bapak pergi ke mesjid untuk melaksanakan sholat Jumat. Setelah sholat Jumat, perjalanan dilanjutkan kembali menuju Solo. Dipertengahan jalan, kami mampir di Rumah Makan Mbok Berek Pertama untuk makan siang. Sedangkan para ibu-ibu sholat di mesjid “Kremlin” (maaf lupa namanya) yang terletak persis disebelahnya. Setelah itu kami mampir beli Srabi Notokusuman. Muter-muter cari srabi sampai pusing.. he.. he.. habis nyasar terus, rupanya supir gak hafal jalan-jalan di Kota Solo.




Tiba di Solo, langsung ke Rumah Koe, disambut Mbak Nina Akbar Tanjung sang empunya rumah. Suanasa sejuk terasa disini, rumahnya adem. Penginapan ini berkonsep “Heritage Hotel” dengan design “Javanese Traditional Architecture” yang dipadukan dengan Art Deco Style. Mbak Nina senang sekali dengan kedatangan kami.. “ Ini teman-teman kuliahku..!” katanya kepada karyawannya. Mbak Nina juga alumni FISIP UI, Hetty pernah kuliah bareng dengan Mbak Nina. Selain ada Restauran, juga ada Salon perawatan, dan bisa belajar membatik disini.










Dari “Rumah Koe” ternyata bisa menuju kampung batik lewat pintu belakang.. menelusuri rumah-rumah dan gang-gang yang bersih, meski kampung tapi tidak seperti perkampungan di kota Jakarta (maaf). Disini bersih dan apik, mungkin bisa dijadikan contoh perkampungan di kota lain di negeri kita. Ketika mampir di rumah pengrajin, sempat membeli blus batik, sedangkan Hetty, kebetulan lagi mau bikin pagelaran tari, dan perlu banyak kain.. jadi dia sempat beli beberapa kain batik.. “wah kesempatan..” katanya. Lelah menelusuri kampung batik, lalu kami ngopi-ngopi disini.. dari sore hingga menjelang malam. Bercanda tertawa.. seru sekali, ada kejadian heboh, “peristiwa berdarah”.. saking serunya bercerita, Bang Thalib sampai terjungkal dari kursinya, sehingga lengannya bedarah kena kaki kursi. Tapi kejadian itu gak bikin kapok.. terus aja bercerita yang lucu-lucu.. he..he..









Balik dari Solo menuju Tembi, Yogya. Rupanya semuanya pada senang nyanyi.. di mobil yang satu, Mas Ikrar yang banyak nyanyi dan Bang Thalib yang banyak cerita. Kalau di mobil satunya lagi, udah seperti paduan suara kocar-kacir.. semuanya nyanyi, kecuali Mbak Susi dan Mbak Lucy. Mereka “inner journey” alias tidur. Yang lain menyanyi gak karu-karuan, saling menimpali, mulai lagunya Beatles, Beegees, Scorpion, Chaseiro, Queen, PSP, Java Jive, Padi, Chrisye, Katon dan lagu jadul mendayu-dayu ala Endang Estaurina, Betaria Sonatha dan Obbie Messakh. Kehabisan ide.. sampai nyanyi lagu-lagu waktu di plonco. Mas Anto cerita, lagu-lagu masa plonco itu, adalah lagu-lagu plesetan yang sering dibawa Kasino dan Indro. Aku juga sempat nyanyikan lagu itu kog, angkatanku, ’84 waktu opspek pernah disuruh nyanyi lagu.. yang syairnya agak ‘jorke..’ he..he.. yang hafal Hetty terutama Mas Anto tuh.



Pagi hari di Tembi, wow keren.. gak tahan lihat kolam renang, pk 05.30 langsung menceburkan diri. Airnya hangat, udaranya sejuk. Subhanallah.. Yang lain memilih putar-putar keliling desa naik sepeda. Sebagian yang lain pilih duduk-duduk dan ada juga yang tidur.. he..he. Sarapannya nasi goreng. Oh ya ada yang spesial disini, yakni minuman tradisional Wedang Uwuh, yang komposisinya terdiri dari jahe, secang, cengkeh (bunga, daun, batang), kayu manis (daun, batang), sereh dan gula batu. Diminum panas-panas. Racikan daun, batang dan bunga itu, penuh seperti sampah di gelas, jadi dinamakan minuman sampah (uwuh). Semuanya suka.. sampai waktu pulang pada rebuatan bawa racikan minuman tersebut, hingga tida tersisa di Rumah Tembi. Bahkan pada pesan untuk dikirim ke Jakarta.




Pukul 11, menuju Yogya untuk menikmati jamuan makan siang ala Kraton Yogya, untuk itu kami bersiap-siap bawa kebaya polos, sedangkan kain, beskap, dan blangkon disewakan disana... Memang sengaja mau berepot-repot untuk sesuatu yang unik.. kan seru loh..Ingin merasakan Budaya Jawa, dengan meresapi keberadaan Kasultanan Ngayogyakarto Hadiningrat.


Kami menuju nDalem Joyokusuman yang merupakan bagian dari kraton, dibangun pada tahun 1916 pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono VIII. Rumah berarsitektur Rumah Jawa ini pernah menjadi saksi sejarah di masa Republik Indonesia Serikat, yang kini menjadi kediaman Gusti Bendara Pangeran Haji Joyokusumo. Salah satu bagian ruangannya, yakni Gadri yang merupakan ruangan makan keluarga boleh digunakan oleh tamu untuk mencicipi Royal Lunch atau Dinner, hidangan kesukaan sultan, salah satunya Nasi Blawong. Untuk makan disini, “diwajibkan” berpakaian jawa. Bila tidak berbusana Jawa tetap bisa menikmati hidangan di pendopo (diluar). Sudah kebayang hebohnya.. pakai beskap lengkap dengan blangkon dan keris untuk para bapak.. persis Pak Raden. Ibu2nya pakai jarik. Kalau Mas Budi.. diluarnya beskap, tapi dalamanya “Obama”.















Sehabis dari Yogya, lalu menuju Parangtritis.. menikmati suasana senja di tepi pantai. Makan sekoteng, naik andong, lalu duduk-duduk di tikar sambil makan jagung bakar.. nikmat..! Malam hari di Tembi, kami disajikan Live Music.bersama seniman setempat. Ternyata banyak juga yang nginap disini. Ada beberapa artis, antara lain Cathy Sharon, Rianti Cartwright, Aming, Djaduk Ferianto dll.







Pagi harinya.. horee.. naik sepeda.. Disini bisa nyewa sepeda, satunya Rp 25.000 bisa keliling desa, diengan dipandu ‘tour guide’ dari Rumah Tembi, melewati jalan-jalan kecil dengan pemandangan sawah nan indah.. Senang sekali...! Siang harinya menuju Ketep Pass menikmati pemandangan gunung Merapi Merbabu dari ketingginan.. sayang tertutup awan, sehingga tidak begitu terlihat hijaunya gunung.. Dari Ketep Pass menuju Ulen Sentalu di Kaliurang, disana pun suasananya menyenangkan. Sejuk dan asri.






Banyak kenangan menyenangkan dan berkesan dalam perjalanan ini.. Ber-16 bukan jumlah yang sedikit untuk jalan bareng, bisa saja ada perbedaan pendapat. Namun seperti prinsip Orang Jepang, kita harus “Kaizen”, ambil yang baik, buang yang buruk. Mudah-mudahan kita bisa terus berteman dalam suasana kebersamaan dan kehangatan.



Terima Kasih untuk :

Mas Budiarto Shambazy, yang telah menyediakan tiket Garuda PP dan akomodasi. Membuat perjalanan kami sangat sangat sangat murah.
Mbak Sari Waskito dan Yayak M Saat yang sudah mengatur perjalanan sedemikian rupa sehingga membuat semua merasa senang dan nyaman.
Mbak Maudy Rumah Tembi, atas keramahtamahannya.
Teman-teman semua yang sudah membuat perjalanan ini terasa hangat dan akrab.

Jakarta 13 Februari 2010

Salam,

Meita


Jalan-jalan ke Yogya

Rumah Tembi dan sekitarnya


Parangtritis, Ketep Pass, Kaliurang (Ulen Sentalu), dll



Prince Joyokusumo's House, Gadri Resto



SOLO, ke "Rumah Koe" dan Kampung Batik

Ulang Tahun Mas Anto ke 60









Mas Anto atau lengkapnya "Arianto Toegiyo" mengadakan syukuran ulang tahun yang ke 60. Sebagai "kepala suku" tentu kami menghadiri undangannya dengan penuh suka cita.. plus mendoakannya agar diberi kesehatan, umur, rizqi dan kehidupan yang berkah serta senantiasa sekeluaga dalam lindungan Allah SWT. Didampingi isteri, putera-puterinya, ibu mertua, dan kerabatnya.. ulang tahunnya sangat meriah.. Apa lagi teman-teman Alumni Mapala UI yang merupakan kegiatan Mas Anto di masa kuliah turut hadir bergembira.. dan tak kalah seru, karena ada kita-kita juga teman yang bisa dibilang "satu gank" he..he.. (udah "umur" masih gank-gankan segala.. hi..hi..) Ada Hetty yang nyanyi lagu.."Sabda Alam" dam lagu jadul lainnya. ada Mbak Bunga yang nyanyi lagu dangdut, trus ada Mbak Ina yang nyanyi lagu "sweet romatic". Dan tak kalah seru ada jogetnya.. mulai dari poco2, sajojo, chacha.. sampai salsa.. dipandu oleh guru tari kita.. Hetty.

Oh ya, ada panen ikan juga lho.. Mas Adit sampai turun ke kolam.. untuk meraup ikan, lumayan ..bisa dibawa pulang.. besok2 isteri gak perlu belanja untuk lauk ikan selama seminggu.. he..he..

Hadiah ulang tahun dari kami.. untuk Mas Anto, yakni Gambar karikatur. Lucu gambarnya. Senang ngelihatnya.. karena yang ada digambar digambar ini semua langsing-langsing !



Undangan dari Mas anto :

Salam boewat seluruh kontjo-kontjo dan para handai tolan..

Adapoen kami bermaksoed oentoek mengoendang Bapak dan Ibu sekalian untuk menghadliri atjara daripada Sjoekoeran Oesia Bonus jang djuga menjambut datangnja KTP seoemoer hidoep daripada Saja (7 Djanuari 1950 - 7 Djanuari 2010).

Berkenaan dengan tanggal dan tempat, karena tanggal 7 Djanuari,
jang mana hari itoe di almenak jatuhnja hari Khamis dan bukannja tanggal merah alias hari libur, maka temtu sadja sulit bagi para tetamu yang belum "gepensioneerd" oentek hadlir, karena masih dines.

Oentoek itoe maka hari jang kami temtukan adalah:

Hari/Tanggal : Minggu, 10 Djanuari 2010
Pukul : 11.00 - usai
Tempat : "ROEMAH GADOG", Jl. Raya Gadog - Ciawi (bisa lihat denah terlampir).
Demikian Oendangan ini kami sampaiken agar jang dioendang dapet menghadlirinya.

Atas kedatengannja kami sak belonnja mengucapken diperbanjak terima kasih.

Kamsia dan wassalam takzim,

a n t o


PS. Djangan lupa bawa badju ganti, karena akan panen ikan..
..kalau mau mantjing djuga boleh..(bawa pantjing sendiri lho)..